Senin, 19 April 2010

Terima कसिः तेमन..


Terima kasih untuk kalian yang bersedia menjadi teman’q..
Tak ada balas kasih selain hidup membanggakan kalian..
Terima kasih telah bersimpati pada’ku..
Terima kasih telah memberiku ruang d’kehidupan kalian..
Terima kasih telah bersedia tertawa bersama’ku..
Dalam lihainya kehidupan kita berjalan..
Kadang emosi itu surutka n keakraban..
Enyahkah kehiduapn yang telah kita perjuangkan itu teman??

Kamis, 15 April 2010

malam ini aku berada di kamar salah satu teman terbaikku,
dalam kesunyian aku bernyanyi, dalam kesunyian aku berdoa,
aku tidak tahu apakah ini yang di inginkan Tuhan untuk ku rasakan..
perjalanan waktu yang selalu membawaku menuju teras penghianatan..
orang tua, keluarga, teman dan kekasihku tercinta..
aku hanya mencari apa yang aku anggap bisa memuaskanku..
banyak orang mengatakan kalau hidupku terlalu mudah..
dan sangat sedikit sekali orang yang menilai susah..
dengan sangat riang itu ku jadikan sebagai tamengku..
dalam benak selalu ku pikirkan..
sampai kapan semua ini ku jalani..
rahasia pikir itu hanya Ia dan aku yang tahu..
Ia masih memberiku kekuatan untuk merahasiakan ini..
entah kapan aku lumpuh, aku tidak tahu..
yang aku tahu Ia masih menyayangiku..

Jumat, 22 Januari 2010

keinginaku yang akan terwujud..

Akan datang hari dimana cintaku padanya memudar seperti noda terkena air, dan hari itu akan terbukti cintaku tak akan selamanya begini, cintaku tak akan selamanya dihati. Aku merasa perasaanku terlalu berlebihan padanya, sampai sampai aku tidak tahu bagaimana cara berhenti untuk tidak menginginkannya. Aku tidak ingin terlihat seperti ini, karena aku tidak seperti ini. Aku tahu, aku bisa menjalani hidup ini tanpa ada dia. Tak akan selamanya begini.

Sabtu, 21 November 2009

apakah KECEMASAN yang selalu menghantui itu?

Kecemasan (anxiety)
Kecemasan adalah variable dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan yang tak terhindarkan, dimana ia adalah dengan adanya kecemasan seseorang bisa tahu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai, dengan kata lain sebagai pengingat.

Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap menghadapi ancaman. Freud dalam teorinya (psikoanalisa)mengemukakan tiga jenis kecemasan ; realistic anxiety, neurotic anxiety dan moral aniexty. Kecemasan realistik adalah takut pada bahaya yang nyata ada diluar. Kecemasan realistic ini menjadi asal-muasal timbulnya kecemasan neurotic dan kecemasan moral.
Kecemasan neurotic adalah ketakutan terhadap hukuman yang bakal diterima dari orang tua atau figure penguasa lainya, yang diyakini bakal menuai hukuman, Padahal hukuman belum tentu, pemberian hukuman dalam kecemasan neurotic bersifat hayalan. Bisa juga keceamasan timbul karena orang itu pernah melakukan hal yang sama waktu masih anak-anak dan dapat hukuman(realistic) yang dicemaskannya.
Kecemasan moral terjadi ketika individu melanggar standar nilai. Kecemasan moral dan kecemasan neurotic tampak mirip, tetapi memiliki perbedaan prinsip yakni ; tingkat control ego. Pada hal kalau dilihat lebih jelas, kecemasan moral orang akan tetap rasional dalam memikirkan masalahnya terkait enerji superego, sedang pada kecemasan neurotic orang dalam keadaan distress- terkadang panic- sehingga mereka tidak dapat berfikir jelas dan enerji id menghambat penderita kecemasan neurotic membedakan antara khayalan dengan realita.

Rabu, 18 November 2009

toxic bachelor

Toxic bachelor adalah sebutan buat cowok-cowok egois, nggak sensitive dan takut akan komitment dengan ceweknya, saat ia mengutarakan cintanya, seaakan-akan ia bisa terlihat mau mengorbankan nyawanya demi pasangannya, tapi setelah ceweknya mulai merespon, dan mengajaknya untuk berkomitment, ia seakan-akan kehilangan nyali, seperti virtual dog yang hanya bisa menggonggong tapi tidak bisa menggigit, persis seperti Mr.happynya yang harus diberi doping dulu baru bisa ereksi.

Selasa, 17 November 2009

sedikit pandangan tentang transeksual "gay"

Dalam kehidupan yang terasa penat ini, rasanya jarak antara orang semakin dekat, terjangkau dan tak berpenghalang. Lepas dari itu semua, masalah yang sebenarnya tidak ingin kita ketahui terpaksa harus kita ungkit keberadaanya dan harus mengetahui perkembangannya lebih jelas lagi. Masalah yang semestinya tidak perlu diperdebatkan karena dalam agama sudah tidak mempunyai hukum sah untuk penge”sah”annya. Tapi kecemasan akan terjangkiti tidak pernah luput dari perasaan kita, entah itu akan berakibat pada kita, keluarga, ataukah entah para penerus dan keturunan kita nanti.
Meskipun banyak orang beranggapan bahwa penyimpangan dari sebuah orientasi seksual yang di gariskan oleh sang Pencipta yaitu “gay” (homo untuk laki-laki, lesbian untuk perempuan) adalah wajar. Meski dalam norma agama dan hukum berpasangan tidak mewajarkan hal itu, tapi tidak heran juga banyak orang yang beranggapan bahwa gay itu wajar, karena kalau di telaah lebih lanjut lagi, gay sudah dianggap abnormal secara medis, karena dalam medis batasan normal seringkali dilihat secara kualitatif. Bagaimana gladiator bisa dinilai abnormal dimasa romawi, bila hampir 80% masyarakatnya menyukai acara itu? Dan bagaimana bisa disalahkan orang-orang yang menganggap gay tidak normal, bila berbagai pengakuan, bahkan pengabsahan pernikahan antargay muncul dimana-mana. Tapi apakah respon kita hanya cukup diam saja, saat pemahaman itu memporak-porandakan benteng kehidupan dan norma-norma yang kita anut selama ini. ataukah perlu bersuara keras, lantang dan teriak untuk menolak pemahaman itu? Dalam kenyataan ini dua-duanya tentu akan menimbulkan resiko jauh lebih parah dari masalahnya sendiri.

sisi lain dari kekuatan pria

didalam setiap tubuh pria ada jiwa seorang anak laki-laki, sesungguhnya kurang tepat kalau disebut seperti itu, lebih tepatnya adalah ; didalam tubuh pria selalu tersimpan jiwa seorang bayi yang tak mampu pergi, seorang bayi yang selalu butuh perlindungan karena takut menghadapi carut-marut dunia, dan satu-satunya tempat berlindung paling aman dari semua keruwetan itu adalah subtitusi dari susu ibu mereka yang selalu memberi kenyamanan dimasa kecilnya.
tidak heran kalau pria-pria yang sedang mengalami beban berat atau tidak tahu harus melakukan apa saat ia terpojok, saat ia defresi, sedih dan berduka, akan hanya berlari mencari pasangannya (perempuan). secara tidak sadar maupun tidak disadari, ia ingin mencari perlindungan dari seseorang mahluk yang selama ini selau dibilang lemah, yaitu perempuan.